Siapa bilang Matematika itu menyeramkan, apalagi sampai membuat otak di kepala terasa pusing berputar-putar. Sering kita jumpai banyak siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran Matematika karena beberapa hal diantaranya banyak rumus yang harus dihafal sehingga membuat siswa menjadi kebingungan, juga kurangnya pemahaman konsep dasar Matematika itu sendiri yang terkadang membuat siswa takut ketika disajikan soal-soal Matematika.
Meskipun kerap dianggap menakutkan dan membosankan pelajaran Matematika ini tidak membuat Bu Lailatus Sifa, S.Pd pantang menyerah dalam mengajarkan Matematika di kelas, apalagi sekarang Indonesia sedang gencar-gencarnya menggaungkan tentang penguatan Literasi dan Numerasi di tingkat sekolah dasar, seperti yang kita ketahui Indonesia melalui Programme for International Student Assesment (PISA) yang diselenggaran oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OCED) menyatakan bahwa sekitar 71% siswa tidak mencapai tingkat kompetensi minimun Matematika. Oleh sebab itu penguatan literasi dan numerasi menjadi salah satu program prioritas pendidikan di Indonesia.
Tentunya setiap siswa memiliki kendalanya masing-masing dalam memahami pembelajaran Matematika. Terkait hal tersebut membuat Bu Lala tertarik untuk menelusuri permasalahan yang dihadapi siswa-siswanya. Dalam hal ini banyak ditemukan siswa kurang memahami pembelajaran Matematika adalah kurangnya inovasi dalam pembelajaran tersebut, seperti kurangnya penggunaan media pembelajaran, pembelajaran yang konvensional serta sulitnya menghafal rumus Matematika sehingga saat pembelajaran berlangsung banyak siswa merasa bosan apagi jika disajikan soal-soal ulangan tak sedikit siswa yang mendadak stress.
Terkait hal tersebut Bu Lala mencoba untuk berinovasi dengan menggabungkan beberapa media pembelajaran inovatif seperti PAPIN BARUANG (Papan Pintar Bangun Ruang) dimana pada media pembelajaran tersebut terdapat beberapa bentuk bangun ruang yang juga dilengkapi dengan penjelasan mengenai bagian-bagian bangun ruang, dengan media Papin Baruang siswa dapat merasakan pembelajaran secara kontekstual. Selain itu Bu Lala juga menerapkan metode bernyanyi dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode bernyanyi lagu bangun ruang ini berguna untuk mengasah daya ingat siswa dalam menghafal. Agar pembelajaran menjadi tambah seru siswa juga diajak bermain games matematika melalui media pembelajaran berbasis TPACK Augmentedo Reality (AR) dengan menggunakan Aplikasi Augmented Reality Bangun Ruang, dimana pada aplikasi tersebut siswa diberi beberapa kartu bangun ruang yang dapat di scan oleh aplikasi tersebut, selanjutnya aplikasi akan menampilkan objek dan animasi bangun ruang beserta informasinya secara real time, siswa dapat menjawab soal-soal yang disajikan dalam aplikasi tersebut sesuai dengan kartu yang telah discan.
Klik untuk melihat dan mendengarkan 👉🏻 Lagu Bangun Ruang (Bu Lala)
Klik untuk download aplikasi AR Bangun Ruang Download Aplikasi Augmented Reality Bangun Ruang
Bu Lailatus Sifa, S.Pd menyampaikan “Tidak ada mata pelajaran yang menyeramkan, apalagi matematika. Kita hanya perlu memahami dan menggali lebih dalam tentang kebutuhan anak didik kita, ketika kebutuhan belajarnya terpenuhi siswa pun akan senang dan nyaman dalam belajar. Sebagai pendidik kita hanya membantu memfasilitasi kebutuhan belajar siswa, siswa butuh pembelajaran yang menyenangkan maka harus kita penuhi, siswa butuh media pembelajaran inovatif maka harus kita penuhi. Bila hal itu terus berlangsung saya rasa tidak akan ada kasus siswa bosan belajar apalagi takut dengan pelajaran tertentu. Sejatinya guru perlu berinovasi dalam proses belajar mengajar apalagi di era Society 5.0 guru perlu mengembangkan ketrampilannya sebagai bentuk upaya dalam mebangun pendidikan yang bermutu.”
Inovasi pembelajaran perlu di implementasikan alam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran yang inovatif dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, senang, nyaman dan antusias dalam belajar. Tentunya pembelajaran yang inovatif harus menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan mengedepankan pemikiran kritis, keterlibatan aktif, dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.