Selasa, 22 April 2025

Mengenal Permainan Tradisional

Indonesia terkenal dengan keberagaman suku, budaya, adat, dan bahasa. Salah satu dari keberagaman yang sering kita jumpai adalah permainan tradisional. Tak banyak yang mengenal permainan tradisional karena efek perkembangan teknologi sehingga membuat generasi saat ini lebih menyukai bermain gadget daripada melakukan permainan secara konkret. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang lama kelamaan jika dibiarkan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Seperti yang kita ketahui melakukan permainan secara langsung akan melatih gerak sensorik dan motorik yang dimana akan mendorong pembelajaran dalam diri anak  melalui eksplorasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah, dan kreativitas.

Banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari permainan tradisional seperti mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional, mengajarkan nilai-nilai budaya, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, menciptakan suasana menyenangkan, mengenalkan anak pada alam, dan lain sebagainya.


Pentingnya mengenalkan anak tentang permainan tradisional. Indonesia memiliki permainan tradisional yang sangat beragam, hampir setiap daerah memiliki permainan tradisional salah contohnya adalah Gobak sodor, Benteng, Congklak, Demprak, Eglek, Balap Karung, Kelereng, Ketapel, Lompat Karet, Bola Bekel, dan lain-lain. Namun yang terjadi dilapangan ditemui banyak anak yang tak mengenal permainan tradisional dan hal ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan, tentu kita harus memiliki strategi dalam menyelesaikn permasalahan tersebut.

Sebagai seorang pendidik yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran harus sigap dalam menangani masalah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak dengan cara mensosialisasikannya dan melakukan praktik langsung.Dalam hal ini siswa kelas 5 melakukan kegiatan PETRAS (permainan tradisional serentak) dimana semua siswa bermain permainan tradisional. Adapun permainan tradisional yang dimainkan adalah Congklak, Bola bekel, balap karung, ketapel, Gundu koprok, demprak, dan lompat tali.



Seluruh siswa sangat antusias saat bermain permainan tradisional, tak hanya bermain Ibu Lailatus Sifa, S.Pd selaku wali kelas 5 turut memberikan penjelasan mengenai makna dari setiap permainan tradisional juga menjelaskan nilai-nilai sosial yang terkandung dari kegiatan permainan tradisional. 

Dengan adanya kegiatan PETRAS ini dapat menularkan kepada siswa lain untuk tertarik dan tergerak melakukan permainan tradisional sehingga permainan tradisional ini tidak tergerus dan punah akibat pergeseran teknologi yang kian canggih, kegiatan ini juga menyampaikan pesan bahwa permainan tradisional tidak kalah seru dari permaian tekhnologi seperti Mobile Legend atau Free Fire. (LS)


Senin, 21 April 2025

Perayaan Hari Kartini Menjadi Momentum Refleksi Perjuangan Perempuan Indonesia


Siapa yang tak kenal dengan sosok perempuan yang kisah dan perjuangannya begitu menginspirasi kaum perempuan di Indonesia, dan siapa yang tak kenal dengan karya luar biasanya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Ia adalah sosok perempuan mulia bernama Raden Ajeng Kartini Djojoadiningrat. Hadirnya R.A Kartini di era penjajah membuktikan bahwa perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama seperti laki-laki.

Seperti yang kita tahu tentang sejarah R.A Kartini yang berjuang untuk hak-hak dasar perempuan seperti hak untuk belajar, berpikir, memilih jalan hidup, dan berkontribusi di masyarakat. Ia sadar, bangsa tidak akan maju jika setengah populasinya, yakni para perempuan, tidak diberi ruang untuk berkembang. Karena jaman dahulu perempuan banyak mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti kekerasan fisik, verbal, dan mental, juga kerap dipandang sebelah mata karena status sosialnya rendah. R.A Kartini menilai bahwa perempuan juga memiliki hak dan kapabilitas yang sama untuk melakukan apa yang saat itu hanya bisa dilakukan laki-laki. Perjuangan R.A Kartini melawan diskriminasi tersebut membuat ia disebut sebagai Emansipasi Wanita, berkat perjuangannya kini seluruh perempuan Indonesia lebih percaya diri serta berani bermimpi dan menggali potensi diri untuk mewujudkan cita-citanya. Sejak saat itu hari kelahiran R.A Kartini 21 April diperingati sebagai hari Kartini dan menjadi momentum sebagai kebangkitan perempuan.



Bertepatan dengan tanggal 21 April (Hari Kartini) SDN Wanasari 14 melaksanakan kegiatan upacara bendera sekaligus menjadi tema dalam kegiatan upacara kali ini.

Seluruh guru dan siswa memakai busana tradisional seperti kebaya, jasko, dan lainnya. Pada upacara kali ini seluruh guru perempuan mendapat giliran menjadi petugas upacara yang mencerminkan sejarah perjuangan R.A Kartini. 


Dalam amanatnya kali ini Bapak Akbar Tanjung, S.Pd menceritakan history perjuangan R.A Kartini pada masa lalu dimana harapannya kelak siswa-siswi  SDN Wanasari 14 bisa memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan tekun serta berani berkarya seperti R.A Kartini. 




Kegiatan diakhiri dengan peragaan busana tradisional dan pembagian hadiah pemenang lomba busana tradisional. (LS)

Guru di Kabupaten Bekasi Mengembangkan Pembelajaran Matematika Lewat Media dan Metode Pembelajaran Inovatif

Siapa bilang Matematika itu menyeramkan, apalagi sampai membuat otak di kepala terasa pusing berputar-putar. Sering kita jumpai banyak siswa...