Jumat, 30 Mei 2025

Guru di Kabupaten Bekasi Mengembangkan Pembelajaran Matematika Lewat Media dan Metode Pembelajaran Inovatif

Siapa bilang Matematika itu menyeramkan, apalagi sampai membuat otak di kepala terasa pusing berputar-putar. Sering kita jumpai banyak siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran Matematika karena beberapa hal diantaranya banyak rumus yang harus dihafal sehingga membuat siswa menjadi kebingungan, juga kurangnya pemahaman konsep dasar Matematika itu sendiri yang terkadang membuat siswa takut ketika disajikan soal-soal Matematika.

Meskipun kerap dianggap menakutkan dan membosankan pelajaran Matematika ini tidak membuat Bu Lailatus Sifa, S.Pd pantang menyerah dalam mengajarkan Matematika di kelas, apalagi sekarang Indonesia sedang gencar-gencarnya menggaungkan tentang penguatan Literasi dan Numerasi di tingkat sekolah dasar, seperti yang kita ketahui Indonesia melalui Programme for International Student Assesment (PISA) yang diselenggaran oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OCED) menyatakan bahwa sekitar 71% siswa tidak mencapai tingkat kompetensi minimun Matematika. Oleh sebab itu penguatan literasi dan numerasi menjadi salah satu program prioritas pendidikan di Indonesia.

Tentunya setiap siswa memiliki kendalanya masing-masing dalam memahami pembelajaran Matematika. Terkait hal tersebut membuat Bu Lala tertarik untuk menelusuri permasalahan yang dihadapi siswa-siswanya. Dalam hal ini banyak ditemukan siswa kurang memahami pembelajaran Matematika adalah kurangnya inovasi dalam pembelajaran tersebut, seperti kurangnya penggunaan media pembelajaran, pembelajaran yang konvensional serta sulitnya menghafal rumus Matematika sehingga saat pembelajaran berlangsung banyak siswa merasa bosan apagi jika disajikan soal-soal ulangan tak sedikit siswa yang mendadak stress.

Terkait hal tersebut Bu Lala mencoba untuk berinovasi dengan menggabungkan beberapa media pembelajaran inovatif seperti PAPIN BARUANG (Papan Pintar Bangun Ruang) dimana pada media pembelajaran tersebut terdapat beberapa bentuk bangun ruang yang juga dilengkapi dengan penjelasan mengenai bagian-bagian bangun ruang, dengan media Papin Baruang siswa dapat merasakan pembelajaran secara kontekstual. Selain itu Bu Lala juga menerapkan metode bernyanyi dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode bernyanyi lagu bangun ruang ini berguna untuk mengasah daya ingat siswa dalam menghafal. Agar pembelajaran menjadi tambah seru siswa juga diajak bermain games matematika melalui media pembelajaran berbasis TPACK Augmentedo Reality (AR) dengan menggunakan Aplikasi Augmented Reality Bangun Ruang, dimana pada aplikasi tersebut siswa diberi beberapa kartu bangun ruang yang dapat di scan oleh aplikasi tersebut, selanjutnya aplikasi akan menampilkan objek dan animasi bangun ruang beserta informasinya secara real time, siswa dapat menjawab soal-soal yang disajikan dalam aplikasi tersebut sesuai dengan kartu yang telah discan.



Klik untuk melihat dan mendengarkan 👉🏻 Lagu Bangun Ruang (Bu Lala)

Klik untuk download aplikasi AR Bangun Ruang Download Aplikasi Augmented Reality Bangun Ruang

Bu Lailatus Sifa, S.Pd menyampaikan “Tidak ada mata pelajaran yang menyeramkan, apalagi matematika. Kita hanya perlu memahami dan menggali lebih dalam tentang kebutuhan anak didik kita, ketika kebutuhan belajarnya terpenuhi siswa pun akan senang dan nyaman dalam belajar. Sebagai pendidik kita hanya membantu memfasilitasi kebutuhan belajar siswa, siswa butuh pembelajaran yang menyenangkan maka harus kita penuhi, siswa butuh media pembelajaran inovatif maka harus kita penuhi. Bila hal itu terus berlangsung saya rasa tidak akan ada kasus siswa bosan belajar apalagi takut dengan pelajaran tertentu. Sejatinya guru perlu berinovasi dalam proses belajar mengajar apalagi di era Society 5.0 guru perlu mengembangkan ketrampilannya sebagai bentuk upaya dalam mebangun pendidikan yang bermutu.”

Inovasi pembelajaran perlu di implementasikan alam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran yang inovatif dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, senang, nyaman dan antusias dalam belajar. Tentunya pembelajaran yang inovatif harus menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan mengedepankan pemikiran kritis, keterlibatan aktif, dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. 

Kamis, 22 Mei 2025

Pentingnya Pengawasan di Sekolah Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan

Kepangawasan dalam lingkungan pendidikan sangat diperlukan khususnya pada unit  pelaksana teknis seperti sekolah. Kegiatan kepengawasan ini juga menjadi bahan identifikasi perbaikan sebuah sistem yang telah dilaksanakan pada unit terkait guna meningkatkan mutu pendidikan di lembaga tersebut.

 

Pada Kamis, 22 Mei 2025 Bapak Satrio Purnomo, M.Pd selaku Pengawas Bina di SDN Wanasari 14 berkunjung ke sekolah untuk memonitoring kegiatan di SDN Wanasari 14. Kehadirannya disambut hangat oleh Kepala Sekolah Ibu Tien Karlina, M.Pd dan rekan guru lainnya. 

Dalam hal ini Pengawas sekolah melakukan monitoring terkait pelaksanaan ujian satuan pendidikan jenjang SD yang sudah berlangsung sejak Senin 19 Mei 2025 di SDN Wanasari 14, beliau memastikan kegiatan USP harus berjalan dengan tertib dan terlaksana dengan baik. Selain itu Bapak Satrio Purnomo, M.Pd dalam kunjungannya juga menyampaikan terkait sistem informasi layanan pegawai Kabupaten Bekasi atau biasa dikenal BISMA (Bekasi Integrated System Management ASN) yang memiliki update versi terbaru, beliau menyampaikan bahwa penggunaan aplikasi tersebut sebagai wujud transformasi digital manajemen ASN yang harus dioptimalkan dalam penggunaannya. 

Penilaian kinerja juga menjadi sorotan utama dalam pengawasan sekolah sebagai bentuk penilaian kinerja dan perilaku kerja pegawai di lingkungan Kabupaten Bekasi. Pengawas juga mengingatkan untuk tertib administrasi seperti modul ajar, laporan jurnal harian mengajar guru, atau daftar kehadiran siswa.

Diakhir monitoringnya Bapak Satrio Purnomo, M.Pd memberikan semangat kepada Guru dan staff SDN Wanasari 14 untuk tetap semangat dalam bekerja dan tetap menjaga kepercayaan masyarakat sekitar dalam memberikan pelayanan pendidikan terbaik. (LS)

Kamis, 15 Mei 2025

Wide Game Pramuka Latih Kemandirian Siswa

Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, lebih dikenal sebagai Gerakan Pramuka Indonesia, adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Kegiatan kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga yang di kemas dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis dan biasanya dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki berkecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negeara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan.


Pramuka SDN Wanasari 14 melaksanakan kegiatan Wide Game pada Sabtu, 10 Mei 2025. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 40 anggota yang berasal dari siswa kelas 4 dan 5. Kegiatan Wide Game ini menggunakan konsep jelajah alam dimana seluruh anggota dengan regunya masing-masing memecahkan dan menyelesaikan challange yang diberikan pada setiap Pos-pos yang telah disediakan. Tentunya di setiap pos jelajah alam ini teridiri dari materi kepramukaan yang telah disesuaikan dengan SKU Pramuka.

Kegiatan wide game ini di buka oleh Kepala SDN Wanasari 14 Ibu Tien Karlina, M.Pd dalam sambutannya sekaligus membuka acara wide game beliau menyampaikan bahwa mengikuti kegiatan pramuka adalah pilihan yang tepat karena ada banyak ilmu yang di dapat dari pramuka, beliau juga berharap semoga anak-anak dapat mengikuti kegiatan wide game dalam keadaan senang dan gembira, pasalnya kegiatan wide game ini banyak sekali manfaatnya terutama dalam ilmu hidup, melatih kreatifitas, melatih pemecahan masalah, meningkatkan rasa sosial, dan cinta kasih sesama makhluk hidup.


Keseruan semakin berlanjut saat di pos terakhir yaitu halang rintang dan KIM (Kemampuan Indra Manusia), dimana pada materi KIM ini peserta dijelaskan mengenai tentang kemampuan indera manusia yang menjadi hal penting dalam aktifitas sehari-hari, permainan KIM ini dirancang untuk melatih dan mengoptimalkan penggunaan panca indera manusia. Melalui KIM, anggota pramuka belajar untuk mengasah kepekaan indera mereka, mulai dari penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, hingga peraba.








Setelah itu peserta melakukan permainan halang rintang yang telah disediakan jalur rintangannya, kegiatan ini merupakan serangkaian rintangan fisik yang menantang yang harus dilalui oleh suatu individu atau tim.  Tentunya kegiatan halang rintang ini sangat banyak manfaatnya salah satunya untuk melatih kordinasi gerakan tangan dan kaki, kesimbangan, dan emosional control. (LS) 

Rabu, 07 Mei 2025

Raih Juara 2 Lomba Maca Sanak FTBI 2025

FTBI (Festival Tunas Bahasa Ibu) merupakan suatu kegiatan perlombaan yang rutin dilaksanakan tiap tahun, dimana kegiatan ini merupakan perwujadan dari Revitalisasi Bahasa Daerah yang bertujuan untuk melestarikan bahasa derah juga sebagai bentuk upaya memperlambat laju kepunahan bahasa daerah. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sikap, karakter, pengetahuan, serta wawasan generasi muda terhadap bahasa daerah, dan menjaga kelestarian bahasa, sastra, aksara, serta seni Sunda di kalangan generasi muda, khususnya siswa sekolah dasar serta mempromosikan betapa pentingnya bahasa ibu sebagai salah satu identitas budaya bangsa.



Pada Sabtu 26 April 2025 Kecamatan Cibitung melaksanakan perlombaan FTBI Tingkat Sekolah Dasar dengan beberapa macam mata lomba. Salah satunya adalah mata lomba Maca Sanak dan dengan mengucap rasa syukur  SDN Wanasari 14 berhasil membawa Piala Juara 2 Lomba Maca Sanak. 

Ananda Rafif Atmajaya yang merupakan siswa kelas IV selaku peserta lomba Maca Sanak merasa senang dan tidak menyangka bahwa ia akan mendapat juara. Siswa kelarihan 2015 ini mengungkapkan baru pertama kalinya mengikuti lomba FTBI, ia berharap jika tahun depan diberi kesempatan lagi ia akan lebih maksimal dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba ini, Rafif juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Guru pelatih dan pendamping yang telah mensupportnya. 

Ibu Euis Masitoh, S.Pd selaku guru pendamping lomba mengucapkan rasa bangganya kepada ananda Rafif karena selama berlatih dan mempersiapkan diri Rafif sangat giat dan tekun serta bertanggung jawab dalam mengemban tugasnya. Ibu Euis juga menjelaskan bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah bagi para siswa untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bahasa daerah. Harapannya, kegiatan ini dapat menginspirasi siswa lainnya untuk lebih aktif dalam melestarikan budaya daerah. Ibu Euis juga berharap kedepannya siswa-siswi SDN Wanasari 14 dapat mengembangkan potensi dan bakatnya terutama dalam bahasa daerah sehingga kedepannya akan melahirkan prestasi-prestasi baru. (LS) 


Jumat, 02 Mei 2025

Hardiknas 2025: Pendidikan Adalah Ujung Tombak Suatu Negara

SDN Wanasari 14 melaksanakan kegiatan upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional di lapangan utama sekolah. Seluruh guru, tenaga pendidik, serta peserta didik turut hadir dalam kegiatan tersebut. Seluruh peserta menggunakan busana kebaya encim / jasko yang menjadi ciri khas daerah Kabupaten Bekasi juga sebagai upaya menumbuhkan dan merawat rasa nasionalisme, cinta tanah air dan melestarikan warisan budaya, serta agar anak bisa mencintai negaranya sendiri.

Semakin hikmat pada kegiatan upacara peringatan hari pendidikan nasional Ibu Masni Nofianti, S.Pd menyampaikan amanat dari Mentri Pendidikan Dasar dan Menengah (Bapak Abdul Mu’ti) dengan mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” dalam pidatonya menyampaikan



Peringatan Hari Pendidikan Nasional bukanlah sekedar seremonial tahunan yang ditandai dengan upacara bendera dan berbagai ragam lomba. Hari Pendidikan Nasional merupakan momentum untuk kita meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen, dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa. Undang-undang Dasar 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sesuai amanat Konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab-sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan. Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan baik sebagai pribadi maupun warga negara. Pada hakikatnya pendidikan adalah proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa. Secara individual, pendidikan adalah proses menumbuhkan kembangkan fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan (homo educandum) yang dengannya manusia menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan berbagai kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan material dan spiritual. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan adalah sarana mobilitas sosial-politik yang secara vertikal mengangkat harkat dan martabat bangsa. Presiden bertekad memajukan pendidikan melalui revitalisasi sarana-prasarana pendidikan, pembelajaran digital, dan peningkatan kualitas, kualifikasi, dan kinerja guru melalui pemenuhan kualifikasi, peningkatan kompetensi, dan kesejahteraan. Dengan cara demikian, guru diharapkan dapat menjadi agen pembelajaran dan agen peradaban. Para guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga mentor dan konselor para murid.

Guru adalah orang tua yang senantiasa berada di sisi para murid dalam suka dan duka serta memandu para muridnya mencapai cita-cita luhur. Untuk itu, diperlukan kerjasama semua pihak baik pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Pemerintah sebagai penyelenggara negara tidak dapat bekerja sendiri karena keterbatasan sumberdaya dan sumberdana. Perlu dukungan dan partisipasi semesta agar pendidikan sebagai layanan publik dapat berperan mengantarkan anak-anak menjadi generasi hebat dan kuat.


Selain itu sekolah juga mengadakan kegiatan lomba siswa, diantaranya lomba mewarnai pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantasa untuk kelas rendah dan lomba membuat poster hari pendidikan nasional untuk kelas tinggi, juga para tenaga pendidik ikut memeriahkan kegiatan dengan lomba literasi “Membaca Puisi”. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa semangat patriotisme, kreativitas dan kegigihan dalam belajar. (LS)

“Tiada kekayaan yang lebih utama dari pada akal, tiada keadaan yang lebih menyedihkan dari pada lebodohan, dan tiada warisan yang lebih baik dari pada pendidikan” - Ali bin Abi Thalib




Selasa, 22 April 2025

Mengenal Permainan Tradisional

Indonesia terkenal dengan keberagaman suku, budaya, adat, dan bahasa. Salah satu dari keberagaman yang sering kita jumpai adalah permainan tradisional. Tak banyak yang mengenal permainan tradisional karena efek perkembangan teknologi sehingga membuat generasi saat ini lebih menyukai bermain gadget daripada melakukan permainan secara konkret. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang lama kelamaan jika dibiarkan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Seperti yang kita ketahui melakukan permainan secara langsung akan melatih gerak sensorik dan motorik yang dimana akan mendorong pembelajaran dalam diri anak  melalui eksplorasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah, dan kreativitas.

Banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari permainan tradisional seperti mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional, mengajarkan nilai-nilai budaya, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, menciptakan suasana menyenangkan, mengenalkan anak pada alam, dan lain sebagainya.


Pentingnya mengenalkan anak tentang permainan tradisional. Indonesia memiliki permainan tradisional yang sangat beragam, hampir setiap daerah memiliki permainan tradisional salah contohnya adalah Gobak sodor, Benteng, Congklak, Demprak, Eglek, Balap Karung, Kelereng, Ketapel, Lompat Karet, Bola Bekel, dan lain-lain. Namun yang terjadi dilapangan ditemui banyak anak yang tak mengenal permainan tradisional dan hal ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan, tentu kita harus memiliki strategi dalam menyelesaikn permasalahan tersebut.

Sebagai seorang pendidik yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran harus sigap dalam menangani masalah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak dengan cara mensosialisasikannya dan melakukan praktik langsung.Dalam hal ini siswa kelas 5 melakukan kegiatan PETRAS (permainan tradisional serentak) dimana semua siswa bermain permainan tradisional. Adapun permainan tradisional yang dimainkan adalah Congklak, Bola bekel, balap karung, ketapel, Gundu koprok, demprak, dan lompat tali.



Seluruh siswa sangat antusias saat bermain permainan tradisional, tak hanya bermain Ibu Lailatus Sifa, S.Pd selaku wali kelas 5 turut memberikan penjelasan mengenai makna dari setiap permainan tradisional juga menjelaskan nilai-nilai sosial yang terkandung dari kegiatan permainan tradisional. 

Dengan adanya kegiatan PETRAS ini dapat menularkan kepada siswa lain untuk tertarik dan tergerak melakukan permainan tradisional sehingga permainan tradisional ini tidak tergerus dan punah akibat pergeseran teknologi yang kian canggih, kegiatan ini juga menyampaikan pesan bahwa permainan tradisional tidak kalah seru dari permaian tekhnologi seperti Mobile Legend atau Free Fire. (LS)


Senin, 21 April 2025

Perayaan Hari Kartini Menjadi Momentum Refleksi Perjuangan Perempuan Indonesia


Siapa yang tak kenal dengan sosok perempuan yang kisah dan perjuangannya begitu menginspirasi kaum perempuan di Indonesia, dan siapa yang tak kenal dengan karya luar biasanya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Ia adalah sosok perempuan mulia bernama Raden Ajeng Kartini Djojoadiningrat. Hadirnya R.A Kartini di era penjajah membuktikan bahwa perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama seperti laki-laki.

Seperti yang kita tahu tentang sejarah R.A Kartini yang berjuang untuk hak-hak dasar perempuan seperti hak untuk belajar, berpikir, memilih jalan hidup, dan berkontribusi di masyarakat. Ia sadar, bangsa tidak akan maju jika setengah populasinya, yakni para perempuan, tidak diberi ruang untuk berkembang. Karena jaman dahulu perempuan banyak mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti kekerasan fisik, verbal, dan mental, juga kerap dipandang sebelah mata karena status sosialnya rendah. R.A Kartini menilai bahwa perempuan juga memiliki hak dan kapabilitas yang sama untuk melakukan apa yang saat itu hanya bisa dilakukan laki-laki. Perjuangan R.A Kartini melawan diskriminasi tersebut membuat ia disebut sebagai Emansipasi Wanita, berkat perjuangannya kini seluruh perempuan Indonesia lebih percaya diri serta berani bermimpi dan menggali potensi diri untuk mewujudkan cita-citanya. Sejak saat itu hari kelahiran R.A Kartini 21 April diperingati sebagai hari Kartini dan menjadi momentum sebagai kebangkitan perempuan.



Bertepatan dengan tanggal 21 April (Hari Kartini) SDN Wanasari 14 melaksanakan kegiatan upacara bendera sekaligus menjadi tema dalam kegiatan upacara kali ini.

Seluruh guru dan siswa memakai busana tradisional seperti kebaya, jasko, dan lainnya. Pada upacara kali ini seluruh guru perempuan mendapat giliran menjadi petugas upacara yang mencerminkan sejarah perjuangan R.A Kartini. 


Dalam amanatnya kali ini Bapak Akbar Tanjung, S.Pd menceritakan history perjuangan R.A Kartini pada masa lalu dimana harapannya kelak siswa-siswi  SDN Wanasari 14 bisa memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan tekun serta berani berkarya seperti R.A Kartini. 




Kegiatan diakhiri dengan peragaan busana tradisional dan pembagian hadiah pemenang lomba busana tradisional. (LS)

Guru di Kabupaten Bekasi Mengembangkan Pembelajaran Matematika Lewat Media dan Metode Pembelajaran Inovatif

Siapa bilang Matematika itu menyeramkan, apalagi sampai membuat otak di kepala terasa pusing berputar-putar. Sering kita jumpai banyak siswa...